Sertifikasi bagi Guru Senior

Suatu kali saya menjadi observer pada sebuah sekolah menengah pertama di Kota Banjarbaru. Pada waktu istirahat, beberapa guru melakukan diskusi kecil-kecilan. Salah satu tema diskusinya yaitu masalah sertifikasi bagi guru yang belum S1. Kebetulan di sekolah itu ada satu orang yang belum memenuhi kriteria. Padahal beliau telah mengabdi sekian puluh tahun. Kualitasnya pun tidak perlu diragukan, karena berbekal pengalaman ia mampu mentransformasikan pengetahuannya kepada para siswa. Ia masih energij dalam mengajar. Beberapa perangkat pembelajaran pun ia selesaikan dengan baik. Begitu pula kedisiplinan, padahala sekitar dua tahun lagi beliau pensiun. Sebuah teladan yang luar biasa yang patut dicontoh bagi guru-guru muda.

Seorang guru kemudian menyampaikan kepada saya tentang perasaan guru senior tersebut dengan suara perlahan dan penuh perasaan. Intinya, “beliau merasa tidak dihargai oleh pemerintah” –si pembuat aturan– karena bagaimana mungkin orang yang sudah mengabdikan dirinya lebih dari 30 tahun tapi justru ia ditinggalkan ketika ramai-ramai orang mendapatkan tunjangan sertifikasi. Siapa pun kita pasti merasa didzolimi jika hal ini terjadi pada diri kita.

Namun alhamdulillah, setelah saya membaca salah satu  majalah pendidikan yang dicetak secara nasional, disana dikatakan bahwa,  bagi guru senior yang tidak sempat menyelesaikan  pendidikan S1 karena  berbagai faktor maka akan diberlakukan “sertifikasi khusus bagi guru senior”. Jadi,  bagi pian-pian yang belum S1 tidak usah khawatir lagi karena akan diikutkan juga dalam program sertifikasi. Alhamdulillah.

Namun masalahnya adalah sampai hari ini, RPP-nya belum disahkan dan masih dalam penggodokan Menteri Hukum dan HAM, sementara para guru senior sudah mendekati masa pensiun. Tapi sudahlah, jika Tuhan menghendaki, rezeki tak kan lari kemana. Bekerja sajalah secara ikhlas sebagaimana biasanya tanpa memikirkan sertifikasi, sambil berdoa semoga RPP sertifikiasi bagi guru senior dapat cepat disahkan.amin.

Menjemput Ramadhan

Beberapa hari lagi Ramadhan akan tiba. Berbagai persiapan pun digelar. Mulai dari membersihkan langgar dan mesjid sampai menyiapkan para petugasnya.  DI sekolah anak-anak diberi tugas  tambahan, seperti  meminta  tanda tangan  para petugas (baik imam atau penceramah) setelah mengikuti  berbagai kegiatan. Di rumah keluarga Muslim pun tak mau ketinggalan. Berbagai hal dipersiapkan mulai dari bersih-bersih rumah sampai bahan-bahan untuk memperlancar aktivitas Ramadhan. Pokoknya semua bergembira menyambut Ramadhan.

Apa janji Allah bagi orang-orang dengan sengaja menyiapkan segala keperluan Ramadhan? salah satu janjinya adalah “diharamkannya tubuh orang tersebut disentuh oleh api neraka”, subhanallah. Semoga kita termasuk orang-orang dalam kelompok ini. Amin.

Kalau Ramadhan akan tiba saja telah disambut dengan bersuka cita, apalagi jika telah menemuinya. Maka beberapa pemandangan pun tampak seperti aktivitas sholat tarawih (baik yang 11 maupun 23 rakaat), kegiatan majelis ta’lim, tadarus Al Quran, dan kegiatan sosial lainnya. Semua umat Islam yang melakukan itu jelas sebuah indikasi bahwa ia seorang Muslim yang beriman dan bertaqwa. Semoga kita termasuk dalam kelompok ini.

Sebelum memasuki bulan yang penuh rahmat, berkah dan ampunan ini sepatutnyalah kita saling maaf memaafkan, agar ibadah yang akan kita jalankan selama sebulan ini bisa dilaksanakan dengan hati yang ikhlas, khusu’, dan tentunya lebih baik kualitas dan kuntitasnya dari Ramadhan tahun sebelumnya. Selamat menunaikan ibadah puasa, selamat meraih ampunan sebanyak-banyaknya, selamat meraih kemenangan. Amin ya rabbal amin.

Saya sekeluarga memohon kepada semua keluarga, teman-teman dan kepada siapa saja yang mungkin pernah kami ambil haknya, atau  menyinggung perasaannya atau apa saja. Begitu pula kami sebaliknya. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan  ampunan serta kasih sayangnNya kepada kita semua.