Memasuki tahun 2015, berharap merupakan tahun yang lebih baik bagi diri saya dan keluargaku. Tahun lalu cukuplah untuk dijadikan pelajaran berharga untuk menjadi manusia yang lebih baik. Banyak hal yang dapat saya pelajari pada tahun 2014, yang tentu sangat menentukan kehidupan saya ke depan. Kemampuanku menyelami segala peristiwa masa lalu adalah modal untuk hidup yang lebih baik pada masa kini dan akan datang. Peristiwa sejarah akan sangat bermakna jika dijadikan ‘guru’ untuk membimbing agar tidak masuk kedalam pada lubang yang sama untuk yang kedua kalinya. itu namanya bodoh. Saya tidak mau disebut bodoh. Jika demikian, maka saya harus melakukan perubahan atas dasar masa lalu: “Menjadi Lebih Baik”. Harapan ini bukanlah suatu yang sederhana dan gampang, paling tidak menurut saya. Diperlukan kesungguhan untuk melakukan perubahan diri. Disamping itu, juga diperlukan dukungan dari orang-oang di lingkungan terdekat. Istri adalah paling utama, lalu keluarga, teman (dekat ataupun jauh) tetangga dan siapa saja yang intens dalam berkomunuikasi dalam lingkungan sosil budaya. Keberadaan mereka semua itu sangat memengaruhi hidup saya ke depan. Sekuat apapun keinginan saya untuk merubah untuk menjadi manusia insan kamil (manusia paripurna), tentu sangat sulit jika tanpa dukungan. Namun, niat adalah nomor wahid. Niat yang didukung oleh orang-orang terdekat akan mempercepat proses itu menjadi: “Menjadi Lebih Baik”. Kepada Tuhan, adalah awal dan akhir dari segalanya…saya awali karena Allah dan kuserahkan kembali hasilnya kepadaNya…itu yang kupahami dalam konsep bertawakkal.